Rabu, 08 Desember 2010

IKATAN KIMIA
Kelas X semester ganjil
KOMPETENSI DASAR :
Mendeskripsikan kemungkinan terjadinya ikatan kimia dengan menggunakan tabel periodik
INDIKATOR :
*Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kesetabilannya
dengan cara berikatan dengan unsur lain
* Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia ( duplet dan
oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur lewis)
* Menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dan contoh senyawanya.
* Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan
keelektronegatifan melalui percobaan.
* Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa
contoh senyawa sederhana.
* Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam dan hubungngannya
dengan sifat fisis logam
* Memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa dan
membandingkan sifat fisisnya

KESTABILAN KONFIGURASI GAS MULIA
Kulit
n=1
n=2
n=3
n=4
n=5
n=6
He
2



Ne
2
8


Ar
2
8
8

Kr
2
8
18
8

Xe
2
8
18
18
8

Rn
2
8
18
32
18
8

IKATAN KIMIA

1.5.1. Definisi Ikatan Kimia

Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul yang terjadi dengan cara sebagai berikut :

a) atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)

b) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan

c) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan

Atom memiliki kecenderungan untuk mencapai kestabilan dengan cara berikatan dengan atom lain. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah satu petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia). Oleh sebab itu dalam pembentukan ikatan kimia, atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.

Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) kecuali Helium 2 (duplet), seperti terlihat pada table di bawah ini.

Periode

Unsur

Nomor Atom

K

L

M

N

O

P

1

He

2

2






2

Ne

10

2

8





3

Ar

18

2

8

8




4

Kr

36

2

8

18

8



5

Xe

54

2

8

18

18

8


6

Rn

86

2

8

18

32

18

8

Dapat disimpulkan :

1. Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.

2. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.

3. Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia).

4. Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.

5. Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).

6. Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet

1.6.1. Lambang Lewis

Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya yang berarti : Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang) dan Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum berpasangan).

Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.

2.6.2.1. Ikatan Ion ( elektrovalen )

Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil atau rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar atau tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion). Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis (sesuai hukum Coulomb). Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.

Contoh 1 :

Ikatan antara dengan

Konfigurasi elektronnya :

= 2, 8, 1

= 2, 8, 7

Pembentukan NaCl

Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.

Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.

Antara ion Na+ dengan terjadi gaya tarik-menarik elektrostatis sehingga terbentuk senyawa ion NaCl.

rm16

Contoh lain : senyawa MgCl2, AlF3 dan MgO

Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :

a) Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)

Contoh : NaF, KI, CsF

b) Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)

Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O

c) Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)

Contoh : CaO, BaO, MgS

Sifat umum senyawa ionik :

1) Titik didih dan titik lelehnya tinggi

2) Keras, tetapi mudah patah

3) Penghantar panas yang baik

4) Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit)

5) Larut dalam air

6) Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzena)

2.6.2.2. Ikatan Kovalen

1. Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan.

2. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).

3. Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.

4. Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama.

5. Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).

Ada 3 jenis ikatan kovalen :

a). Ikatan Kovalen Tunggal

Contoh 1 :

Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2

Konfigurasi elektronnya :

= 1

Kedua atom H yang berikatan memerlukan 1 elektron tambahan agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil (sesuai dengan konfigurasi elektron He).

Untuk itu, kedua atom H saling meminjamkan 1 elektronnya sehingga terdapat sepasang elektron yang dipakai bersama.

ikatankovalen

Rumus struktur =

Rumus kimia = H2

Contoh 2 :

Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF

Konfigurasi elektronnya :

= 1

= 2, 7

Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi.

Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne).

Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.

Rumus struktur =

Rumus kimia = HF

b). Ikatan Kovalen Rangkap Dua

Contoh :

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2

Konfigurasi elektronnya

= 2, 6

Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2.

Kedua atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga kedua atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.

ikatankovalen ikatankovalen ikatankovalenikatankovalenikatankovalen

Rumus struktur :

Rumus kimia : O2

c). Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

Contoh 1:

Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2

Konfigurasi elektronnya : = 2, 5

Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3.

Kedua atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga kedua atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.

Rumus struktur :

Rumus kimia : N2

3). Ikatan Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ / Semipolar

Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.

Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.

Contoh 1:

Terbentuknya senyawa

atau

4). Ikatan Logam

Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.

Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.

Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.

Gambar Ikatan Logam

Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam. Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu

a). Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.

b). Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.

c). Penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.

Polarisasi Ikatan Kovalen

Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.

Contoh 1 :

Molekul HCl

Pembentukan HCl

1. Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H.

2. Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl).

Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.

Momen Dipol ( µ )

Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.

Dirumuskan :

µ = Q x r ; 1 D = 3,33 x 10-30 C.m

keterangan :

µ = momen dipol, satuannya debye (D)

Q = selisih muatan, satuannya coulomb (C)

r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)

Perbedaan antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen

No

Sifat

Senyawa Ion

Senyawa Kovalen

1

Titik didih

Tinggi

Rendah

2

Titik leleh

Tinggi

Rendah

3

Wujud

Padat pada suhu kamar

Padat,cair,gas pada suhu kamar

4

Daya hantar listrik

Padat = isolator

Lelehan = konduktor

Larutan = konduktor

Padat = isolator

Lelehan = isolator

Larutan = ada yang konduktor

5

Kelarutan dalam air

Umumnya larut

Umumnya tidak larut

6

Kelarutan dalam trikloroetana (CHCl3)

Tidak larut

Larut

Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet

1). Pengecualian Aturan Oktet

a) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet

Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari empat (4).

Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3

b) Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil

Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17

c) Senyawa dengan oktet berkembang

Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih).

Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5

2). Kegagalan Aturan Oktet

Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun post transisi.

Contoh :

Atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2

Atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3

Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :

1) Tidak mencapai oktet

2) Melampaui oktet ( oktet berkembang )