Rabu, 08 Desember 2010

IKATAN KIMIA
Kelas X semester ganjil
KOMPETENSI DASAR :
Mendeskripsikan kemungkinan terjadinya ikatan kimia dengan menggunakan tabel periodik
INDIKATOR :
*Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kesetabilannya
dengan cara berikatan dengan unsur lain
* Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia ( duplet dan
oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur lewis)
* Menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dan contoh senyawanya.
* Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan
keelektronegatifan melalui percobaan.
* Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa
contoh senyawa sederhana.
* Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam dan hubungngannya
dengan sifat fisis logam
* Memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa dan
membandingkan sifat fisisnya

KESTABILAN KONFIGURASI GAS MULIA
Kulit
n=1
n=2
n=3
n=4
n=5
n=6
He
2



Ne
2
8


Ar
2
8
8

Kr
2
8
18
8

Xe
2
8
18
18
8

Rn
2
8
18
32
18
8

IKATAN KIMIA

1.5.1. Definisi Ikatan Kimia

Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul yang terjadi dengan cara sebagai berikut :

a) atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)

b) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan

c) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan

Atom memiliki kecenderungan untuk mencapai kestabilan dengan cara berikatan dengan atom lain. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah satu petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia). Oleh sebab itu dalam pembentukan ikatan kimia, atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.

Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) kecuali Helium 2 (duplet), seperti terlihat pada table di bawah ini.

Periode

Unsur

Nomor Atom

K

L

M

N

O

P

1

He

2

2






2

Ne

10

2

8





3

Ar

18

2

8

8




4

Kr

36

2

8

18

8



5

Xe

54

2

8

18

18

8


6

Rn

86

2

8

18

32

18

8

Dapat disimpulkan :

1. Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.

2. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.

3. Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia).

4. Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.

5. Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).

6. Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet

1.6.1. Lambang Lewis

Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya yang berarti : Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang) dan Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum berpasangan).

Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.

2.6.2.1. Ikatan Ion ( elektrovalen )

Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil atau rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar atau tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion). Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis (sesuai hukum Coulomb). Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.

Contoh 1 :

Ikatan antara dengan

Konfigurasi elektronnya :

= 2, 8, 1

= 2, 8, 7

Pembentukan NaCl

Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.

Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.

Antara ion Na+ dengan terjadi gaya tarik-menarik elektrostatis sehingga terbentuk senyawa ion NaCl.

rm16

Contoh lain : senyawa MgCl2, AlF3 dan MgO

Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :

a) Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)

Contoh : NaF, KI, CsF

b) Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)

Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O

c) Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)

Contoh : CaO, BaO, MgS

Sifat umum senyawa ionik :

1) Titik didih dan titik lelehnya tinggi

2) Keras, tetapi mudah patah

3) Penghantar panas yang baik

4) Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit)

5) Larut dalam air

6) Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzena)

2.6.2.2. Ikatan Kovalen

1. Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan.

2. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).

3. Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.

4. Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama.

5. Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).

Ada 3 jenis ikatan kovalen :

a). Ikatan Kovalen Tunggal

Contoh 1 :

Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2

Konfigurasi elektronnya :

= 1

Kedua atom H yang berikatan memerlukan 1 elektron tambahan agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil (sesuai dengan konfigurasi elektron He).

Untuk itu, kedua atom H saling meminjamkan 1 elektronnya sehingga terdapat sepasang elektron yang dipakai bersama.

ikatankovalen

Rumus struktur =

Rumus kimia = H2

Contoh 2 :

Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF

Konfigurasi elektronnya :

= 1

= 2, 7

Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi.

Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne).

Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.

Rumus struktur =

Rumus kimia = HF

b). Ikatan Kovalen Rangkap Dua

Contoh :

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2

Konfigurasi elektronnya

= 2, 6

Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2.

Kedua atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga kedua atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.

ikatankovalen ikatankovalen ikatankovalenikatankovalenikatankovalen

Rumus struktur :

Rumus kimia : O2

c). Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

Contoh 1:

Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2

Konfigurasi elektronnya : = 2, 5

Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3.

Kedua atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga kedua atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.

Rumus struktur :

Rumus kimia : N2

3). Ikatan Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ / Semipolar

Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.

Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.

Contoh 1:

Terbentuknya senyawa

atau

4). Ikatan Logam

Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.

Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.

Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.

Gambar Ikatan Logam

Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam. Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu

a). Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.

b). Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.

c). Penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.

Polarisasi Ikatan Kovalen

Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.

Contoh 1 :

Molekul HCl

Pembentukan HCl

1. Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H.

2. Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl).

Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.

Momen Dipol ( µ )

Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.

Dirumuskan :

µ = Q x r ; 1 D = 3,33 x 10-30 C.m

keterangan :

µ = momen dipol, satuannya debye (D)

Q = selisih muatan, satuannya coulomb (C)

r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)

Perbedaan antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen

No

Sifat

Senyawa Ion

Senyawa Kovalen

1

Titik didih

Tinggi

Rendah

2

Titik leleh

Tinggi

Rendah

3

Wujud

Padat pada suhu kamar

Padat,cair,gas pada suhu kamar

4

Daya hantar listrik

Padat = isolator

Lelehan = konduktor

Larutan = konduktor

Padat = isolator

Lelehan = isolator

Larutan = ada yang konduktor

5

Kelarutan dalam air

Umumnya larut

Umumnya tidak larut

6

Kelarutan dalam trikloroetana (CHCl3)

Tidak larut

Larut

Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet

1). Pengecualian Aturan Oktet

a) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet

Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari empat (4).

Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3

b) Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil

Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17

c) Senyawa dengan oktet berkembang

Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih).

Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5

2). Kegagalan Aturan Oktet

Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun post transisi.

Contoh :

Atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2

Atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3

Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :

1) Tidak mencapai oktet

2) Melampaui oktet ( oktet berkembang )

Selasa, 13 April 2010

Pendahuluan

EFEKTIFITAS MEDIA BERBASIS WEB DAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI SMA NEGERI 2 MEDAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar-mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah media pembelajaran. Media pembelajaran tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan belajar-mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan.
Penggunaan media dapat membantu para siswa dalam mengembangkan imajinasi dan daya pikir serta kreatifitasnya. Informasi yang disampaikan guru akan diterima langsung oleh siswa melalui sel saraf dan dibawa ke otak. Dari situlah siswa mulai bergerak dengan cara menanyakan sesuatu yang dipahami, sehingga proses komunikasi dalam pembelajaran mulai efektif.
Dalam pengembangan media pengajaran peran guru sangat diperlukan mengingat guru sebagai pemain yang sangat berperan dalam proses belajar mengajar di kelas, yang hendaknya dapat mengolah kemampuannya untuk membuat media pengajaran lebih efektif dan efisien. Selain itu guru sebagai tenaga pendidik juga harus mampu memilih media yang tepat dalam proses pengajaran. Pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam memilih media, yang sesuai materi pelajaran akan menciptakan komunikasi yang seimbang antara siswa dengan guru.
Menurut Retno Dwi Suyanti (2008:74) kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik. Agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik, maka hendaknya guru memberikan materi pelajaran secara bervarasi, dengan menggunakan media atau alat peraga sebagai alat bantu dalam mengajar serta menggunakan strategi mengajar yang tepat.
Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia menjadi salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa sehingga banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep kimia (Pandeley dkk, dalam Retno Dwi S). Pada kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut terjadi komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Akibatnya nilai mata pelajaran kimia cenderung di bawah standar ketuntasan minimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai kimia kelas X dua tahun terakhir di SMA Negeri 2 Medan, 70% dari 10 kelas yang ada rata-rata di bawah standar ketuntasan minimal yaitu : 67.
Othman Talib, dkk dalam penelitiannya Konstruktivis Animasi untuk Perubahan Konseptual: Sebuah Strategi Pembelajaran Efektif di Kompleks Memahami, Abstrak dan
Konsep Ilmu Dinamis hampir 40% dari tanggapan pelajar Malaysia menunjukkan bahwa penggunaan transparansi membuat proses mengajar cepat. Sebanyak
12,8% respon menunjukkan bahwa dalam mata pelajaran kimia sulit membayangkan fenomena atau kimia proses yang terlibat sedangkan 17,0% dari tanggapan mencerminkan bahwa penggunaan transparansi tidak menarik. Respon menunjukkan bahwa efektivitas penggunaan media transparansi tergantung pada penjelasan.guru
31,8% dari tanggapan dinyatakan penjelasan yang jelas sebagai salah satu aspek utama guru presentasi menggunakan transparansi. Bahkan, 21,3% dari tanggapan menyarankan menggunakan transparansi warna-warni dengan ilustrasi yang lebih jelas.
Penelitian lainnya dalam pengajaran bahasa Rusia, memperlihatkan bahwa sebanyak 73% siswa yang menggunakan komputer dalam mempelajari bahasa Rusia selama satu tahun pelajaran, sedangkan kelompok biasa yang tidak menggunakan komputer, hanya 32% yang bertahan hingga pelajaran selesai.
Hasil penelitian Lisbet Laora dan Situmorang (2009) mengenai Efektivitas Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid maka salah satu solusi untuk mengatasi penyebab sulitnya siswa belajar kimia adalah hendaknya guru memberikan materi pelajaran secara bervarasi, dengan menggunakan media atau alat peraga dalam mengajar hasilnya dapat dilihat bahwa tingkat penguasaan siswa pada Kelompok yang diberikan pengajaran menggunakan media audiovisual berada pada skala 94 - 99%, dengan rata-rata pencapaian 97%, sedangkan tingkat penguasaan siswa pada kelompok yang diberi pengajaran menggunakan metode ceramah (tanpa media) berada pada skala 81 – 90%, dengan rata-rata 83%. Dapat dinayatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual sangat efektif di dalam meningkatkan daya ingat siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran sistem koloid.
Hasil penelitian lain oleh Antonius Susanto (SMUK 2 BPK PENABUR Jakarta) memperlihatkan bahwa penggunaan media gambar atau alat bantu dalam melatih permainan bola voli menghasilkan prestasi keterampilan bermain bola voli yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media gambar atau alat bantu. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang disebutkan di atas, disimpulkan bahwa pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media dan strategi pembelajaran yang tepat agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia adalah strategi pembelajaran inkuiri. Strategi ini cocok digunakan pada materi-materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari termasuk materi ikatan kimia. Strategi ini akan melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan dengan sendirinya penemuannya dengan percaya diri. (Gulo dalam Retno Dwi S)
Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia pendidikan juga telah banyak yang memanfaatkan web sebagai media pembelajaran. Meskipun banyak penelitian menunjukan bahwa efektifitas pembelajaran menggunakan internet (education learning) cenderung sama bila dibanding dengan pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh adalah dalam hal fleksibilitasnya (Herman Dwi Surjono, 2008: 1). Melalui media pembelajaran berbasis web materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, di samping itu materi juga dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia.
Exelearning adalah Authoring Tools untuk membuat bahan ajar berbasis web yang memang dirancang untuk pendidik. Dengan menggunakan eXe (eLearning XHTML editor), kita dapat membuat bahan ajar berbasis web tanpa perlu mengetahui tentang HTML, bahkan lebih mudah dibanding Web Editor seperti Ms Frontpage, Mac Dreamweaver. Kita tinggal membuat halaman-halaman, kemudian mengisi dengan text atau gambar, dan secara otomatis dibuatkan daftar isi berupa link ke semua halaman.
Sebagian media pembelajaran berbasis web hanya dibangun untuk menampilkan kumpulan materi, sementara forum diskusi atau tanya jawab dapat dilakukan melalui e-mail atau milist. Implementasi dengan cara tersebut terhitung sebagai media pembelajaran berbasis web yang paling sederhana. (Herman Dwi Surjono, 2008: 1).
Melihat permasalahan tersebut, dan berdasarkan hasil penelitian terdahulu maka dipandang perlu untuk mengadakan penelitian efektivitas pembelajaran ikatan kimia dengan menggunakan media exelearning, efektivitas pembelajaran kimia dengan strategi pembelajaran inkuiri serta gabungan penggunaan media exelearning dengan strategi pembelajaran inkuiri yang diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia dengan judul “EFEKTIVITAS MEDIA BERBASIS WEB DAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI SMA NEGERI 2 MEDAN”
TATA NAMA SENYAWA KIMIA DAN PERSAMAAN REAKSI

1. TATA NAMA SENYAWA KIMIA

a. Tata nama senyawa biner

- Tata nama senyawa biner logam + nonlogam

- Tata nama senyawa biner nonlogam + nonlogam

b. Tata nama senyawa poliatom

2. PERSAMAAN REAKSI

a. Menuliskan persamaan reaksi

b. Menyetarakan persamaan reaksi
1. TATA NAMA SENYAWA KIMIA

A. Tata nama senyawa biner
- Tata nama senyawa biner untuk logam dengan nonlogam

Logam + Non-Logam(-ida)

a. Penamaan senyawa biner Logam dan nonlogam yang bilangan oksidasinya hanya satu

Rumus senyawa : unsur logam ditulis di depan

Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya, sehingga bersifat netral (muatan total = 0)

Menuliskan nama unsur logam tanpa modifikasi apapun, kemudian diikuti nama unsur nonlogam dengan akhiran ida

Contoh :

NaCl : natrium klorida
CaCl2 : kalsium klorida
Na2O : natrium oksida
MgBr2 : magnesium bromida

b. Penamaan senyawa biner dari logam dan nonlogam yang bilangan oksidasinya lebih dari satu

Dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1.Cara lama dengan menggunakan nama Latin

Contoh :

FeCl2:ferro klorida
FeCl3 :ferri klorida

2. Cara baru disebut sistem Stock (sesuai IUPAC) : unsur-unsur dinamai dengan nama Inggris (di Indonesia menggunakan nama Indonesia) maka jumlah muatan ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi.

Contoh :

FeCl2 : besi (II)klorida

FeCl3 : besi (III)klorida



- Tata nama senyawa biner untuk nonlogam dengan nonlogam

Rumus Senyawa : atom nonlogam yang bilangan oksidasinya positip ditulis lebih dahulu dan atom nonlogam yang bilangan oksidasinya negatip ditulis berikutnya dengan akhiran kata ida.

Nonlogam + Nonlogam (-ida)

Penamaan senyawa yang tersusun dari dua jenis nonlogam biasanya menggunakan metode yang menunjukkan banyaknya atom dalam molekul. Sistem ini menggunakan awalan Yunani :

1 = mono 2 = di 3 = tri 4 = tetra

5 = penta 6 = heksa 7 = hepta 8 = okta

9 = nona 10 = deka

Contoh :

N2O = dinitrogen monoksida
CO = karbon monoksida
CS2 = karbon disulfida
SO3 = sulfur trioksida
CCl4 = karbon tetraklorida
PCl5 = fosfor pentaklorida
SF6 = sulfur heksaflorida

B. Tata nama senyawa poliatom

Senyawa poliatom sederhana meliputi : asam, basa dan garam.

Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam.

a). Tata Nama Asam.

Rumus asam terdiri atas atom H (di depan, dianggap sebagai ion H + ) dan suatu anion yang disebut sisa asam .

Catatan : perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan senyawa ion.

Nama anion sisa asam = nama asam yang bersangkutan tanpa kata asam.

Contoh : H 3 PO 4

Nama asam = asam fosfat

Rumus sisa asam = PO43- (fosfat)

b). Tata Nama Basa.

Pada umumnya, basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion

Nama basa = nama kationnya yang diikuti kata hidroksida .

Contoh : NaOH

Nama basa : barium hidroksida

Rumus sisa basa : OH-


c). Tata Nama Garam.

Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam .

Rumus dan penamaannya = senyawa ion.

Contoh : NaNO3

C. Tata Nama Senyawa Organik.

Senyawa organik mempunyai tata nama khusus, mempunyai nama lazim atau nama dagang ( nama trivial ).

PERSAMAAN REAKSI

Suatu persamaan reaksi kimia

a A + b B ———> c C + d D

a, b, c, d adalah koefisien reaksi atau perbandingan bilangan zat dalam reaksi.

Bilangan tersebut biasanya bulat dan menyatakan jumlah nol.

Menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai dengan koefisiennya masing-masing.

1). Menuliskan Persamaan Reaksi.

o Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan) menjadi zat baru (produk).

o Jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antaranya berubah.

o Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk ikatan baru dalam produknya.

o Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi.

Contoh :

Keterangan :

* Tanda panah menunjukkan arah reaksi (artinya = membentuk atau bereaksi menjadi).
* Huruf kecil dalam tanda kurung menunjukkan wujud atau keadaan zat yang bersangkutan (g = gass, l = liquid, s = solid dan aq = aqueous / larutan berair).
* Bilangan yang mendahului rumus kimia zat disebut koefisien reaksi (untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi).
* Koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.



Ø Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan 2 langkah :

1). Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan wujudnya.

2). Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada kedua ruas (cara sederhana).



2). Menyetarakan Persamaan Reaksi.

Langkah-langkahnya (cara matematis) :

a). Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks = 1, sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.

b). Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1 itu.

c). Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.




HOME

soal -soal kimia

1. Jika unsur 20Ca dengan unsur 17Cl berikatan akan terbentuk senyawa dengan rumus …
a. CaCl
b. CaCl2
c. Ca2Cl
d. Ca2Cl3
e. CaCl3
2. Beberapa atom berikut ini yaitu : 3Li 4Be 11Na 12Mg 17Cl yang dapat membentuk ikatan ion ialah …
a. Be dengan Na
b. Li dengan Na
c. Na dengan Mg
d. Na dengan Cl
e. Be dengan Mg
3. Diantara unsur Na, Cl, Ca, O, H dan Al yang dapat membentuk senyawa dengan ikatan kovalen ialah…
a. Na dengan O
b. Ca dengan H
c. Al dengan Cl
d. H dengan O
e. Al dengan O
4. Senyawa berikut ini yang bersifat non polar ialah..
a. HF
b. HCl
c. CCl4
d. NH3
e. SO2
5. Unsur X mempunyai 6 elektro valensi dan unsure Y mempunyai 7 elektro valensi maka jenis ikatan yang sesuai jika unsure tersebut bersenyawa ialah..
a. XY6 ion
b. X2Y ion
c. XY2 ion
d. XY2 kovalen
e. X2Y kovalen

6. Barium klorida (BaCl2 ) merupakan senyawa ion yang terdiri atas partikel-partikel berupa ion Ba+2 dan Cl- . Pernyataan yang benar tentang partikel senyawa tersebut adalah…
a. Ba+2 disebut anion karena melepas 2 elektron
b. Cl- disebut kation karena menerima 1 elektron
c. Ba+2disebut kation karena menerima 2 elektron
d. Cl- disebut anion karena melepas 1 elektron
e. Ba berubah menjadi Ba+2 karena melepas 2 elektron
7. Unsur-unsur berikut yang tergolong unsur logam ialah..
a. C
b. Cl
c. Zn
d. P
e. Kr
8. Rumus kimia berikut ini yang merupakan rumus empiris ialah…
a. N2H4
b. H2O
c. H2C2O4
d. C2H6
e. C6H12O6
9. Nama yang tepat untuk Fe(OH)3 adalah…
a. Besi (III) hidroksida
b. Besi (II) hidroksida
c. Besi hidroksida (III)
d. Besi trihidroksida
e. Besi (III) hidrogenoksida
10. Rumus kimia dari dikloropentaklorida ialah..
a. Cl2O3
b. Cl2O5
c. ClO2
d. 2Cl 5 O
e. 2ClO5
11. Persamaan reaksi yang setara antara kalsium hidroksida dengan asam pospat menghasilkan kalsium pospat dan air, yaitu..
a. 3 KOH + H3PO4→ K3PO4 + 3H2O
b. 6 KOH + H3PO4→ 2 K3PO4 + 4 H2O
c. Ca(OH)2 + H3PO4→ Ca3(PO4)2 + H2O
d. 3 Ca(OH)2 + 2 H3PO4→ Ca3(PO4)2 + H2O
e. 3 Ca(OH)2 + 2 H3PO4→ Ca3(PO4)2 + 6 H2O
12. Penamaan senyawa yang tepat untuk SnCrO4 adalah..
a. stanum (II) kromat
b. stanum (IV) kromat
c. stanum (II) dikromat
d. stanum (IV) dikromat
e. stanum kromat
13. Persamaan reaksi yang setara antara timbal (II) nitrat dengan natrium hidroksida menghasilkan timbale (II) hidroksida dengan natrium nitrat ialah…
a. Pb(NO3)2 + NaOH → Pb(OH)2 + NaNO3
b. Pb(NO3)2 + 2 NaOH → Pb(OH)2 + NaNO3
c. Pb(NO3)2 + 2 NaOH → Pb(OH)2 + 2 NaNO3
d. Pb(NO3)2 + 3 NaOH → Pb(OH)2 + 3 NaNO3
e. Pb(NO3)2 + 2 NaOH → Pb(OH)2 + 3 NaNO3
14. Pencampuran perak nitrat dengan natrium klorida akan menghasilkan endapan putih yaitu :
a. Ag
b. AgCl
c. AgNO3
d. NaNO3
e. NaCl
15. Berikut ini yang merupakan reaksi setara ialah…
a. 3Hg(s) + 4 H2SO4(aq) → 3 HgSO4(aq) + 4 H2O(l) + SO2(g)
b. Al2O3(s) + 3 H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
c. Na2SO3(s) + HCl(aq) → 2 NaCl (aq)+ H2O(l) + SO2(g)
d. 2 KMnO4(aq) + 8 HCl(g) → 2KCl(aq) + 2MnCl2(aq) + 4H2O(l) + 2 NO2(g)
e. 3 Cu(s) + 8 HNO3(aq) → 3 Cu(NO3)2(aq) + 4 H2O(l) + 2 NO2(g)
16. Penamaan senyawa dengan rumus P2O5 yang terbaru ialah…
a. fosfor oksida
b. fosfor pentaoksida
c. difosfor pentaoksida
d. fosfor (III) oksida
e. fosofor (V) oksida
17. Sebanyak 0,5 L gas C2H4 dibakar sempurna menurut persamaan reaksi berikut ini: C2H4(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 2H2O(g) . Volume gas karbondioksida yang dihasilkan diukur pada P dan T yang sama sebanyak…
a. 0,25 L
b. 0,50 L
c. 0,75 L
d. 1,00 L
e. 2,00 L
18. Gas SO2 (STP) dengan volume 33,6 L akan memiliki jumlah molekul sebanyak…(bilangan Avogadro = 6 x 1023)


a. 3 x 1023
b. 6 x 1023
c. 9 x 1023
d. 3 x 1024
e. 1,2 x 1025
19. Pelarutan logam Zn dalam asam klorida sesuai reaksi berikut : Zn(s) + 2 HCL(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g). Zn yang diperlukan untuk menghasilkan 33,6 L gas H2 (STP) sebanyak…(Ar Zn=65)
a. 6,5 gram e. 130 gram
b. 32,5 gram d. 97,5 gram
c. 65 gram
20. Kalsium karbonat jika dipanaskan teruarai dengan persamaan CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) sehingga 40 gram CaCO3 akan menghasilkan gas CO2 sebanyak…(Ca=40, C=12, O=16)
a. 8,8 gram e. 20 gram
b. 14,4 gram d. 18 gram
c. 17,6 gram
21. Reaksi peruraian KNO3 untuk menghasilkan 6,72 L gas O2 (STP) sebagai berikut : 2 KNO3 →2KNO2 + O2 Padatan KNO3 yang diperlukan sebanyak…(Ar K=39, N=14, O=16)
a. 15,15 gram e. 242,20 gram
b. 30,30 gram d. 121,20 gram
c. 60,60 gram



24. Massa nitrogen yang terdapat dalam 0,2 mol NH4NO3 adalah…(Ar N=14, H=1, O=16)
a. 2,8 gram d. 14,4 gram
b. 5,6 gram e. 28 gram
c. 11,2 gram
25. Suatu unsure A dapat bereaksi dengan unsure B membentuk senyawa A3B. Pada berbagai percobaan didapat grafik hubungan antara massa zat A terhadap massa A3B berikut ini :
massa A (gram)
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0 1 2 3 4 5
Massa A3B (gram)
Maka perbandingan massa antara A dan B yang tepat bereaksi membentuk A3B ialah…
a. 4 : 1 d. 1 : 2
b. 1 : 4 e. 2 : 1
c. 2 : 3
26. Jumlah seluruh atom yang dijumpai pada 5 mol CuSO4.5H2O adalah…(bilangan Avogadro = 6x1023)
a. 6 x 1023 d. 1,32 x 1025
b. 3 x 1024 e. 6,30 x 1025
c. 3,6 x 1024
27. Jika 10 L gas X massanya 6 gram dan pada P dan T yang sama 2 L gas CO2 mempunyai massa 2,2 gram maka Mr gas X adalah…(Ar C = 12, O =16)
a. 18 d. 30
b. 20 e. 32
c. 24
28. Fe2(SO4)3 seberat 4 gram memiliki jumlah mol sebanyak….(Ar Fe= 56, S=32, O=16)
a. 0,25 mol d. 0,01 mol
b. 0,2 mol e. 0,001 mol
c. 0,1 mol
29. Massa 0,5 mol H2SO4 adalah…
a. 98 gram d. 32 gram
b. 64 gram e. 16 gram
c. 49 gram
30. Berikut ini merupakan reaksi gas Cl2 dengan gas O2 :
5 L Cl2 + 10 L O2 → sisa 1 L Cl2
5 L Cl2 + 14 L O2 → sisa 11/2 L Cl2
6 L Cl2 + 12 L O2 → sisa 1,2 L Cl2
Oksida klor yang terbentuk pada reaksi di atas adalah…
a. ClO2
b. Cl2O3
c. Cl2O5
d. Cl2O
e. Cl2O7